jual perlengkapan rumah unik

pempekkita.com - pesan pempek palembang

9 Game Shooter Alternatif Selain Call of Duty / Battlefield

Sudah tidak bisa dibantah kalo dunia game modern military shooter/FPS telah dikuasai dua kubu, yaitu Activision dengan Call of Duty seriesnya dan EA dengan Battlefield seriesnya. Walaupun mempunyai pendekatan gameplay yang berbeda, dimana Call of Duty lebih menekankan mode single player dengan rasa sinematik khas Hollywood, sedangkan Battlefield lebih menekankan multiplayer experience, tetapi tentu para fans game semacam ini akan merasa jenuh dengan judul yang itu-itu saja. Padahal masih banyak game-game military shooter ~yang secara kualitas mungkin masih dibawah kedua judul tersebut~ tetapi setidaknya patut dicoba agar tidak bosan dan lebih bervariasi. Mau tahu game-game tersebut? Langsung saja...lock 'n load..!!!

9. Medal of Honor: Warfighter (2012)

Developer: Danger Close Games

Publisher: Electronic Arts



Game ini merupakan sequel dari Medal of Honor reboot (2010). Plotnya menceritakan even setelah kematian Rabbit dimana seorang personel Tier 1 yang bernama Thomas "Preacher" Walker, yang ditugaskan untuk mencari keberadaan PETN, sebuah bom nuklir yang mengancam dunia. Karena itulah, Preacher akan menjalankan misi di berbagai negara seperti Bosnia, Pakistan dan Afrika. Secara gameplay terhitung standard cenderung monoton, dan arcade banget ala Call of Duty. Player hanya perlu menembaki setiap musuh yang ada, menghindari setiap peluru, tanpa ada fitur command sama sekali. Dan satu lagi, kita tidak perlu takut kehabisan peluru, karena cukup request dengan rekan maka ammo akan terisi kembali. Secara graphic game ini terhitung luar biasa karena didukung engine anyar EA waktu itu, Frostbite 2.0, engine yang sama dengan digunakan di Battlefield 3. Tapi, yah hanya keindahan graphic-lah nilai jual game ini.

8. Battle: Los Angeles (2011)

Developer: Live Action Studios

Publisher: Konami


Merupakan game adaptasi dari film yang berjudul sama. Dan uniknya, plot game ini sama persis dengan plot di filmnya, yaitu menceritakan perjuangan para marine kesatuan 1st Platoon Echo Company yang berjuang menyelamatkan diri kembali basisnya. Jangan berharap ada cutscene potongan adegan movienya terutama yang ngefans sama Aaron Eckhart, karena semua cutscene di game ini dihadirkan dalam gambar komik. Musuhnya juga sama persis dengan yang ada di filmnya, termasuk alien vessel raksasa juga dihadirkan. Secara gameplay sangat mirip dengan Call of Duty (mudahnya, Call of Duty tapi musuhnya alien), dimana player hanya perlu menembaki musuh di depan, dan sebisa mungkin duck dan cover menghindari peluru alien. Pilihan arsenal juga minim sekali ditambah waktu gameplay yang sangat singkat. Graphic-nya juga standard. Setidaknya cocok buat game selingan.

7. Operation Flashpoint: Red River (2011)

Developer: Live Action Studios

Publisher: Konami


Game ini adalah sequel dari Operation Flashpoint: Dragon Rising yang rilis tahun 2009. Genre game ini adalah tactical shooter. Tactical? Yes, kalau biasanya game FPS sejenis memposisikan kita sebagai Rambo menembaki semua musuh seorang diri, dan rekan-rekan hanya sebagai pajangan, tetapi tidak dengan game ini. Layaknya dalam simulasi perang, taktik kita dalam menempatkan posisi rekan, memberi perintah, dan kewaspadaan kita dalam mencari posisi musuh adalah kunci kemenangan. Para rekan tim juga bukan hanya pajangan, mereka selalu rutin memberikan informasi yang berharga seperti posisi musuh. Seperti halnya perang beneran, musuh bisa membunuh kita hanya dalam sekali tembakan. Player akan berperan sebagai pasukan US Marine yaitu team Bravo 2, yang mempunyai misi mencari keberadaan teroris East Turkestan Islamic Movement di Tajikistan. Karena Tajikistan adalah negara di pegunungan, maka terrain seperti itulah yang akan dijelajahi oleh players.

6. Sniper Ghost Warrior 2 (2013)

Developer: City Interactive

Publisher: City Interactive


Kalau dibilang Sniper Ghost Warrior sangat mirip dengan game sniper fenomenal, Sniper Elite (2005), mungkin ada benarnya. Karena nyatanya game ini sangat mirip dengan Sniper Elite seperti fitur bullet camera dan faktor jarak dan angin yang akan mempengaruhi ketepatan tembakan. Seperti judulnya "sniper", cara bermain perang terbuka ala Rambo tidak direkomendasikan disini. Tidak terlihat layaknya hantu, mengendap-endap, menggunakan binocular atau scope untuk mencari posisi musuh lalu membunuhnya dengan sekali tembakan, adalah kunci utama memenangkan pertempuran. Seperti halnya di film, kita adalah one-man-army, kita bertempur sendiri, paling banyak berdua, tidak ada pasukan yang menemani. Tembakan meleset adalah bencana karena sama saja kita memberitahu keberadaan kita pada musuh. Graphic game ini sangat luar biasa karena didukung oleh salah satu engine terbaik, CryEngine.

5. ARMA (Armed Assault) series 

Developer: Bohemia Interactive

Publisher: 505 Games


ARMA merupakan suksesor dari Operation Flashpoint series, dengan mengusung genre tactical military shooter dan simulasi peperangan yang kental. Awalnya, Bohemian sang publisher adalah anak perusahaan Codemaster. Setelah berpisah, Bohemian mengembangkan ARMA untuk menjadi pesaing langsung dari OF. Serinya cukup banyak, bahkan tahun 2012 beredar game-mod yang sangat terkenal, Day-Z. Gameplay-nya pun sangat mirip dengan OF, menawarkan simulasi ala peperangan sungguhan. Aksi ala Rambo tidak direkomendasikan (kecuali menggunakan cheat). Bahkan kita bisa mengendarai bermacam-macam kendaraan perang seperti tank dan helikopter dengan yang jumlahnya ada puluhan. Persenjataan pun sangat beragam. Selain itu, ARMA menawarkan kualitas graphic dan physic yang lebih baik dibanding OF. Bahkan ARMA 3, detail terrain dan vegetasi begitu fotorealistis dan sangat menakjubkan.

4. Homefront (2011) 

Developer: Kaos Studio

Publisher: THQ


Apa jadinya jika sebuah negara paling paranoid dan tertutup, yaitu Korea Utara, menjadi negara super power dan mulai mengokupansi negara-negara lain? Premis horor inilah yang coba ditawarkan game ini. Tahun 2027 ekonomi Amerika kolaps karena krisis minyak akibat peperangan di Timur Tengah, sehingga Amerika dengan mudah diokupansi oleh Korea Utara yang kini bergabung dengan Korea Selatan menjadi Greater Korean Republik, yang dipimpin oleh Kim Jong Un. Player berperan sebagai Robert Jacobs, mantan US Marine yang bergabung dengan pemberontak untuk melawan KPA (Korean People Army), sebuah pasukan yang menjaga stabilitas wilayah okupansi. Gameplay-nya tergolong standard ala game FPS, mirip Call of Duty atau Medal of Honor. Player yang sudah terbiasa dengan dua game tersebut takkan kesulitan. Kualitas graphic juga tidak istimewa, seolah-olah melihat engine game lawas dipaksa menggunakan DirectX 11. Tetapi kapan lagi kita bisa memainkan game militer dimana Amerika dijajah negara lain?

3. Rainbow Six: Vegas 2 (2008)

Developer: Ubisoft Montreal

Publisher: Ubisoft


Game ini merupakan sequel dari Rainbow Six: Vegas, dimana menceritakan team counter-terroris Rainbow yang ditugaskan di Vegas, Nevada untuk mencari sebuah bom kimia yang dipasang oleh teroris. Walaupun pertempuran hanya skala urban dengan lebih banyak close-quarters-battle, tetapi tensi baku tembak di game ini sangat tinggi dan cukup memompa adrenalin. Walau game ini adalah game FPS, tetapi kamera akan menjadi 3rd person jika player melakukan cover, atau cover sambil menembak, atau juga saat blind fire jika terdesak. Kita juga dapat melakukan command pada dua rekan kita. Game ini juga menerapkan sistem XP (experience point), dimana XP dapat digunakan untuk membuka armor dan senjata baru. Bahkan metode membunuh (misal: headshot) mempengaruhi besarnya XP yang didapat. Secara graphic game ini sangat bagus, dengan efek tembakan dan bullet impact yang luar biasa.

2. Spec Ops: The Line (2012)

Developer: Yager Development

Publisher: 2K GamesQuote:


Secara gameplay, game ini adalah game 3rd person shooter, dimana player dapat melakukan cover dan melakukan perintah terhadap rekan. Plotnya menceritakan kota Dubai yang dilanda badai pasir maha dahsyat sehingga tenggelam dalam lautan pasir. Tiga personil dari Delta Team ditugaskan untuk mencari para survivor disana. Walaupun gameplay game ini tergolong standard, tetapi secara cerita, game ini benar-benar mampu mengaduk2 emosi karena berhasil menggambarkan kekejaman perang secara eksplisit di banyak adegan cutscenenya. Adegan yang paling menyedihkan? Tentu saja saat kita dengan semangatnya membantai pasukan musuh dengan menghujani mereka menggunakan bom fosfor dan akan sangat puas melihat pasukan musuh bergelimpangan dengan tubuh hangus. Tapi apakah kita akan puas setelah tahu ternyata pasukan musuh juga membawa para penduduk termasuk wanita dan anak-anak? Melihat seorang ibu memeluk anaknya, dengan kondisi keduanya hangus karena bom fosfor yang kita jatuhkan? Oh God, what I have done...

1. Ghost Recon: Future Soldier (2012)

Developer: Ubisoft Paris, Ubisoft Ukraine

Publisher: Ubisoft


Game ini adalah game tactical 3rd-person-shooter dimana player dapat melakukan cover dan blind fire seperti game serupa. Tetapi yang membedakan adalah kata tactical disini. Karena selain perang terbuka, kita juga dapat melakukan stealth, melumpuhkan musuh dengan pisau, atau melakukan "sync shot" dimana kita dapat memberi komando pada rekan untuk menembak musuh secara bersamaan. Yang istimewa, player juga dibekali berbagai peralatan super canggih seperti adaptive camouflage, yang akan membuat player tembus pandang layaknya alien Predator, yang akan aktif saat player berjalan menunduk, dan otomatis nonaktif saat berlari atau tertembak. Camo sangat penting karena ada suatu misi yang mengharuskan kita tak boleh ketahuan sama sekali. Selain itu juga ada drone yang mampu mengintai posisi musuh dan dapat dipergunakan untuk memberi perintah pada rekan. Fitur kustomisasi senjata juga disediakan disini. Secara graphic, game ini sangat keren dengan detail partikel yang menawan.